Skip to main content

1st Honeymoon - Desa Atas Awan, Bali

I feel guilty when feeling happy, but the last few days looking at my husband smile every morning while he drive me work,
I realize that we married for happiness, so I try to be grateful for this happy feeling.

D + 1



Saya lebih suka menyebutnya Desa Atas Awan. Sesuai dengan namanya, villa ini menawarkan konsep pedesaan dengan pemandangan awan awan. Terletak di Munduk, Baturiti, di bagian Utara Pulau Bali, kita dapat mencapainya dalam 2 jam perjalanan dengan kendaran pribadi dari Bandara Ngurah Rai.

Sepanjang jalan, kita ditawari pemandangan hamparan sawah dan rumah khas Bali, yang jarang terlihat di Bali bagian Selatan. Rumah rumah itu ditandai dengan pintu Gapura dan pagar keliling yang terbuat dari batu bata merah. Nyaris tak pernah ada garasi atau carport di sana. Dari jalan raya terlihat ada lebih dari dua bangunan di dalam pagar tersebut. Dari obrolan dengan Mbok (kata lain kakak perempuan dlm bahasa bali) saya tahu bahwa itu adalah rumah keluarga besar yang terdiri dari rumah orang tua, rumah anak yang telah berkeluarga - dimana mereka tinggal bersama istri dan anak-anak mereka, dan sanggah - tempat bersembahyang. Di Bali, mereka bersembahyang tiga kali sehari: sesudah matahari terbit, tengah hari dan setelah matahari tenggelam. Mereka berdoa pada tiga dewa besar yaitu Vishnu, Shiva dan Brahma yang menciptakan, memelihara dan melebur alam dan segala isinya. Dari situ saya paham mengapa Bali begitu bersih, karena keyakinan mereka bahwa salah satu ialah untuk selalu memelihara alamnya. 

Mendekati Munduk, gerimis turun menyambut kami. Ini jalanannya.

Lalu tiba-tiba driver berkata, kita sampai. Silahkan turun. Wow, parkiran ialah tanah lapang disamping lapangan basket. Ini main gates nya. Sempurna, saya langsung jatuh cinta pada tempat ini. 

Kisah Cinderela dan Hollywood movie yang dipertontonkan pada kita sejak usia belia menceritakan bahwa pernikahan including honeymoon selalu identik dengan kebahagiaan everlasting. It scared me though! Maka saya tak ingin memulainya dengan banyak drama, dijemput limosine ke hotel berbintang berlobby megah berlantai granit dan lampu gantung. Saya suka yang ini, jalan setapak pinggir sawah. Welcome to our path !  





Kami menemukan tempat ini hasil rekomendasi seorang teman yang bekerja di Anantara Seminyak. Dia memasukkan nama vila ini di list bersama Villa Pererepan dan Villa Five Elements. Sayangnya ketiga tempat tersebut penuh di hari honeymoon hingga akhirnya mereka stay di  Puri Sebatu Resort

Disambut seorang pengelola, 
kami terduduk di lobby dengan pemandangan langit biru, gambar saya ambil dari website mereka, sama persis seperti aslinya. 


kami disuguhi jus buah sebagai welcome drink, saya tak ingat buah apa saja di sana, yang pasti berwarna orange dan didominasi rasa jeruk ketimun. 

Tempat ini direkomendasikan untuk mereka yang ingin beristirahat, beryoga, bermeditasi atau retret, maka makanan dan minuman yang disuguhkan di sini bebas MSG dan sangat alami, terdiri dari berbagai buah dan sayuran yang didapatkan dari kebun sekitar daerah Baturiti ini sendiri. 

Hujan turun dengan deras, maka kami naik ke kamar. Sunrise room terletak di atas restaurant dan berbagi bangunan dengan Sunset Room. Alas kaki sebaiknya dilepas di Restaurant dan lantai kayu bersih menyambut kita.

Kamar ini kecil, tetapi indah dan sekali lagi "cukup" bagi kami. Di sebelah kiri pintu masuk ada pintu menuju toilet, dengan shower air hangat, closet duduk dan wastafel, kemudian ada pintu keluar menuju private plunge pool. Apa itu plunge pool ? saya suka menyebutnya "plung" pool. Dalam bahasa jawa, plung itu kecemplung, masuk ke dalam air. Haha. Plunge pool itu kolam kecil dimana kita bisa bersantai, bukan berenang. Ada kenop untuk menyalakan air mancur kecil jika kita ingin bermain air. Asyik sekali. 


Malam ini kami makan malam di restaurant. Menu yang mereka tawarkan tidak banyak variasi, tetapi semuanya alami ! Harganya memang harga restaurant, tapi menurut kami ini betul-betul pilihan yang tepat. Range sekitar IDR 60,000 - IDR 150,000. Mereka juga menyediakan beraneka wine, selain jus dan minuman khas Bali. 

Di malam hari, kita bisa mendengar suara alam mulai dari angin, bunyi-bunyian dari kayu yang dipasang di sawah, sampai suara doa di kejauhan. Belakangan kami tahu, saat ini bulan purnama, dimana banyak orang Bali sembahyang pada Yang Kuasa. 

D + 2
Suamiku bangun pagi menjemput sunrise yang katanya muncul di depan kamar kami. It is! *sayang fotonya masih ada disimpan olehnya. Cuci muka, lalu kami sarapan. Dua kali sarapan selama kami di sini sudah termasuk paket honeymoon, menunya beraneka ragam mulai dari omelete, nasi goreng, mi goreng, waffle hingga pisang goreng. Saya memilih omelete dan suami saya nasi goreng. 

Kira-kira ini penampakannya. Ternyata semua pilihan kami sudah termasuk juice dan teh kopi serta buah-buahan lokal. Sehat sekali. Oya harga sarapan ini untuk orang yang tidak menginap di villa IDR 100,000. 


Sesudah sarapan, kami istirahat lagi di kamar, sampai tiba saatnya massage jam 10 pagi. Tempat pijit ini terletak beberapa meter dari bangunan restaurant, berdiri sendiri di lantai dua dan ditutup tirai putih transparan yang terus menghembuskan angin segar Bali. 

Sambil dipijit saya mendapat banyak cerita kisah orang setempat bagaimana mereka hidup. Kesimpulan saya: orang Bali diajarkan sejak kecil untuk mencintai kehidupan dan merawat hingga nanti akhirnya tiada, terbukti dari tiga dewa yang mereka sembah. Itulah alasan semua kedamaian, kebahagiaan, ketenangan dan keseimbangan hidup mereka. Apik sekali. 

Sesudah pijit, kami makan siang lagi di villa dan pergi tamasya ke Danau Bratan Bedugul. Danau ini ialah danau yang ada di uang pecahan IDR 50,000 kalian ! 


Di samping Danau Bratan ada Danau Buyan dan Tamblingan. Mereka spesial karena terletak di ketinggian 1.239 meter di atas permukaan laut, kurang lebih mirip Ranu Pane di Jawa Timur deh hehe. 


Malam ini Candle Light Dinner disajikan di pinggir plunge pool, dengan lilin dan bunga, romantis sekali. Kami juga dapat dua gelas white wine yang cukup memabukkan. Haha. 

D + 3

Setelah bangun siang dan sekali lagi menikmati makanan restaurant yang sehat, kami diantar pulang jam 11 siang. 

Oya, ada yang menarik dengan menyelesaikan administrasi. Owner - Josep menyambut kita di lobby, menginfokan agar staf nya memberikan semua nota apa yang telah kita dapatkan di sana, kemudian menghitungnya dengan kalkulator lalu meminta kita membayar. Sederhana sekali. Dia memiliki sebuah mesin untuk debit BCA BNI dst yang juga berfungsi untuk menggesek Credit Card. Jika kita memerlukan bill invoice shah dengan logo Village Above the Sky, mereka akan mengirimkannya via email dan hari itu saya hanya menerima nota penjumlahan semua penghitungan. I love this.

Comments

adit said…
halo mbak,, ceritanya membuat sy ingin merasakan juga pengalaman di sana.
u/ rate per malam-nya sesuai dg yg tertera di web kah?
setelah dihitung2 dg pajak dll, jdi berapa mbak total per malamnya?

terimaksaih atas jwbnnya :)
Helga Jil said…
hai mas Adit..

makasih..
email aja ya
saya di helgajil@gmail.com
Unknown said…
Hai mba helga salam kenal. Saya kiki. Sama seperti mas adit. Bolehkah saya email mbak utk menanyakan budget (rate) brp menginap di villa tersebut?

Terimakasih sebelumnya mba 😊
Helga Jil said…
Emailnya udah ku reply ya say

Popular posts from this blog

Honeymoon 3 - Bandung

Konon kabarnya,  Traveling Bulan Madu  beramai ramai lagi nge trend. Dan tanpa sengaja, kami mencobanya.  Its been really nice ! D + 21 Floating Market Cottonwood Bed and Breakfast Miss Bee Providore Diawali chatting dengan sahabat untuk maen bareng, bersama suaminya dan suami saya, what a lovely first double couple date after our marriage , kami akhirnya memutuskan bermobil ke Bandung. Dia dan suaminya sebenernya suka naik gunung dan moto, seperti juga saya dan suami saya. Tapi kali ini dedek bayi sudah 19 minggu di perutnya asik kaaaan maka kami mencari tempat yang aman damai tentram.  Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi, menjemput si sahabat dan berangkat dari rumahnya jam 5.55. Alhasil, jam 8.30 pagi sudah keluar Gerbang Pasteur dari tol Cipularang.  Setelah ngobrol sana sini, kami putuskan untuk ke Pasar Apung - Floating Market - Lembang sebelum waktu check in jam 14.00. Udah ada yang pernah ke sana? ya belon ! Haha google map menjadi andalan yang tepat ! Percaya

WFH? WTF? Hehehe Work From Home

 Hai gaes, long time no see!  life goes membenamkanku dalam rumah, bersama secarik judul WFH alias Working From Home atau bekerja dari rumah. Hari ini sudah resmi 11 bulan aku di rumah. Luar biasah! 1. Bekerja, masih mengerjakan yang ituuu di situuuu jugaa 2. Menemani Ojoss yang beranjak dewasa buahahaa, lucky one! Sejak aku hamil besar, melahirkan, 40 hari, 3 bulanan, sampai MPASI 6 bulan dan saat ini udah 9 bulan, kami selalu bersama oyeah! Saya sampai sewa freezer ASIP saking melimpahnya dan next week ampe udah habis masa nya dan ASIP nya masih uga banyaak maka mo dijadiiin sabun ajaa. Ojoss yang selalu tersenyum tertawa dan sekarang ampe udah bisa tiba-tiba nongol di bawah meja kerja, gelitikin kaki. Yups ampe sempet diare entah karena makan apa, demam, campak, tapi juga ikut staycation berenang ria di bathup hotel lucuk hahaha.  3. Menemani Arga yang sudah sekolah oye! Arga yang sudah menanti-nanti kapan sekolah, disurvey bertahun-tahun sebelumnya, segala persiapan termasuk pengan

Gede

im thanking you, untuk keras hati menguatkan niat dan tekat, memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku, untuk mengajarkanku kesabaran, merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman. teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain untuk memintaku berbagi, pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi, meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita. atas rasa takut, kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat, yang belum pernah kulewati sebelumnya, tak peduli berapa gunung pernah kudaki, berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri, atas rasa hangat, suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 295