Skip to main content

Honeymoon 3 - Bandung

Konon kabarnya, Traveling Bulan Madu beramai ramai lagi nge trend. Dan tanpa sengaja, kami mencobanya. Its been really nice !

D + 21
Floating Market
Cottonwood Bed and Breakfast
Miss Bee Providore

Diawali chatting dengan sahabat untuk maen bareng, bersama suaminya dan suami saya, what a lovely first double couple date after our marriage, kami akhirnya memutuskan bermobil ke Bandung. Dia dan suaminya sebenernya suka naik gunung dan moto, seperti juga saya dan suami saya. Tapi kali ini dedek bayi sudah 19 minggu di perutnya asik kaaaan maka kami mencari tempat yang aman damai tentram. 

Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi, menjemput si sahabat dan berangkat dari rumahnya jam 5.55. Alhasil, jam 8.30 pagi sudah keluar Gerbang Pasteur dari tol Cipularang. 

Setelah ngobrol sana sini, kami putuskan untuk ke Pasar Apung - Floating Market - Lembang sebelum waktu check in jam 14.00. Udah ada yang pernah ke sana? ya belon ! Haha google map menjadi andalan yang tepat ! Percaya nggak percaya, gara-gara ngikutin google map dan sedikit pake feeling, setelah mengikuti jalan berkelok naik turun kiri kanan, tiba-tiba pintu masuk Pasar Apung tepat di depan mata. Amazing !


Tiket masuk IDR 15,000 per orang dan bisa kita tukar dengan minuman yang tersedia mulai dari milo, cappuccino, black coffee, atau nestea dan beberapa minuman dingin lain. Ini lobby, bangunan dari kayu yang menyambut kita di depan parkiran. 




Dari sini kita dihadapkan langsung ke danau besar dengan pilihan rute di kiri kanan nya. Kiri ke pasar apung, kanan ke miniatur kereta api dan mainan anak. Kami pilih rute ke kiri dan menemukan beberapa obyek menarik di sana.

Rock. Kompleks batuan dan pohon-pohonan. Hehe sebenernya kami juga bingung konsepnya apa, yang pasti mereka mencoba menawarkan alam yang indah untuk kita nikmati. Ada juga floating massage, rumah terapung dimana kita bisa pijit di atas air bergoyang goyang, tarifnya mirip saja dengan Jakarta IDR 50,000 untuk tiga puluh menit, dan ada beberapa pilihan lain. 


Kolam ikan mas, kita bisa ngasih makan ikan gendot gendot haha..



Lurus terus, kami menemukan si pasar apung nya. Ini dia. 


Saya bilang, ini pasar pinggir, bukan pasar apung. Haha. Para penjual memang menjajakan jualan dari atas perahu, tetapi mereka minggir ke daratan dan tak sekalipun bergerak-gerak hehe. Tempat duduk untuk makan di sini seperti bangku anak TK, rendah sekali untuk menyesuaikan penjual yang tingginya setinggi lantai tempat kita berpijak.

Lurus terus, kami menemukan kompleks sawah. Bersih dan indah sekali. 


Terlihat di gambar, ada ibu-ibu yang sedang membersihkan pinggir kebun, seperti juga kami lihat sepanjang jalan. Salah satu peraturan masuk tempat ini ialah dilarang membawa makanan sendiri, dan merekapun menyediakan banyak tempat sampah bagi kita. Saya yakin, ini salah satu bentuk dukungan hidup bersih dan go back to nature. Damai sekali.

Masuk ke Kampung Leuit, mereka menawarkan tempat makan di saung pinggir sawah.




Menu makanan yang ditawarkan di sini khas sunda. Nasi timbel IDR 5,000 per bungkus, Nasi bakar IDR 13,000 per bungkus lengkap dengan ikan dan sayur. Tahu tempe jengkol ikan asin lalapan bakwan empal sate dengan harga antara IDR 8,000 - 13,000. Alhasil untuk kami berempat, kami habiskan IDR 100,000 termasuk minuman. Lumayan kan?

Selanjutnya, sebelum ke area permainan anak-anak kita melewati mainan gong dan angklung. Ada juga istana kelinci, tempat melukis gerabah dan miniatur kereta api yang terkenal itu. Sayangnya mayoritas anak kecil yang masuk ke sana, tambah bayar tiket masuk lagi, dan area tidak terlalu luas. Maka kami memilih cukup dengan melihat dari luar saja. 

Ada juga toko-toko penjual pakaian dan pernak pernik oleh-oleh. Kami singgah di tukang jamu. Si mbok membaca telapak tangan terlebih dahulu sebelum memberi jamu yang sesuai. Perhatian sekali hihi.





So, kami merekomendasikan tempat ini bagi kalian yang ingin menikmati Bandung dan alam yang sesungguhnya.

Sepulang dari Floating Market, kami langsung mengarah ke Cottonwood Bed and Breakfast. Tempat ini dipilih setelah googling sana sini dan membandingkan dengan beberapa tempat lain seperti Stevie G Hotel dan Sandalwood Boutique Hotel yang kelihatannya juga menarik. 


Lokasi tempat ini sangat mudah dicapai dari Jakarta via jalan tol. Keluarlah di Pintu Tol Pasteur dan langsung belok kiri sebelum lampu merah, kemudian belok kanan, masuk ke Jalan Mustang, mentok, nah tempat ini ada di kiri jalan pojokan nomor 9. 

Cottonwood terdiri dari 3 lantai, dimana lantai 1 merupakan cafe n resto, sedangkan lantai 2 dan 3 untuk kamar-kamar. Hanya ada 9 kamar di sini dengan desain yang berbeda-beda dan nama yang berbeda beda pula. Kami reservasi by phone direct ke Cottonwood, maka mendapat harga terbaik dan kamar terbaik di belakang receptionist: Apple Tree and Rosemary. Ini dia

lorong

hiasan dinding

kamar rosemary di hari kedua, berantakan haha

Setelah kecewa tapi kenyang makan malam di D Cost Jalan Sukajadi, kami mengarah ke Dago, mencoba mencari Miss Bee Providore yang katanya lagi nge hits di Bandung. Sekali lagi lewat jalanan kecil gelap berkelok naik turun kiri kanan mengikuti google maps, munculah resto tersebut di depan. Kaget ! Indah ! Sayangnya, camera tertinggal di hotel karena nggak ngira mau makan di tempat unyu-unyu hahaha.

Ini menu pesanan bumil, vegetarian pizza, hot matcha and banana juice. Oya tak lama kami tambah portabello crispy, yummmy banget ampe lupa di foto. 


Tempat ini indah dan nyaman, kami dapat sofa untuk berempat menghadap perapian boongan dan televisi yang lagi menyiarkan film indah tentang pemain music. Hangat dan nyaman, we recommend you to come. Oya, harga makanan bervariasi mulai IDR 25,000 - 150,000. 

D + 22

Pagi ini kami bangun siang, setelah lelah menikmati perjalanan panjang. Sarapan disiapkan mulai jam 7 - 10 pagi. Udara dingin Bandung tak terasa di sini, AC kami nyalakan walau hanya di suhu 26 Derajad Celcius.

Ini cafe resto tempat kami sarapan, apik sekali.


Di tempat ini, mereka menyediakan beberapa pilihan sarapan: nasi uduk, nasi kuning, nasi goreng, mi goreng, sandwich, apple pie dan waffle untuk hidangan penutup. Kami dipersilahkan untuk memilih satu pesanan makanan per orang dan satu minuman. Sayangnya grinder kopi sedang bermasalah, maka cappucino yang kupesan rasanya agak aneh. 

Selain makanan minuman, mereka juga menjual pernak pernik handmade yang lucu sekali. Mulai dari kancing baju seharga IDR 5,000 sampai tote bag dan tempat laptop seharga IDR 115,000. 

Ini list menu yang disajikan di Cafe and Resto. 


Check out time 12.00, we go home together with Bobotoh hehe..

Comments

Popular posts from this blog

Berani Berbagi, via Jakarta Hitching Race (I)

hari ini saya sangat berbahagia jam 7.30 pagi sarapan ketoprak di pojokan Jln Panglima Polim V briefing di "3F Rumah Komunitas" dan memulai Jakarta Hitching Race. apakah hitching itu? tumpangan gratis! konon, di eropa dan amerika sana, penduduk biasa memberi tumpangan bagi penduduk lain yang akan pergi ke suatu tempat. banyak orang di dunia telah mempraktekkannya. kelompok www.couchsurfing.org berinisiatif melakukan hal serupa di Jakarta. kota besar dimana jumlah penduduknya 12juta di siang hari dan 9juta di malam hari serta luas jalan raya sudah lebih sempit dari jalan mobil (jika seluruh mobil yang ada di Jakarta dikeluarkan ke jalan raya, jalan raya sudah tak mampu menampungnya) bersama keberuntungan, saya bergabung bersama dua teman saya yang lain. kami membawa selembar peraturan, berlembar-lembar tulisan semacam "berani berbagi? kami boleh ikut sampai xxx" hingga tulisan "nebeng dong"

Gede

im thanking you, untuk keras hati menguatkan niat dan tekat, memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku, untuk mengajarkanku kesabaran, merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman. teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain untuk memintaku berbagi, pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi, meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita. atas rasa takut, kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat, yang belum pernah kulewati sebelumnya, tak peduli berapa gunung pernah kudaki, berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri, atas rasa hangat, suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 295