Skip to main content

Raden Sirait, Journey of Love

kutemukan sebuah buku di rak Gramedia dengan huruf Je besar, Journey of Love by Raden Sirait.
hei, nama itu juga ada di kain batik yang sedang kukenakan. So, biografinya nih?
Tebal, murah, dengan kertas ringan, tukar dengan lembaran biru, membacanya.

Seperti juga Ayu Utami, ternyata sebelum hari ini, Raden Sirait itu genduuut dan suka banget makan apa aja kapan aja. Aiih..


Dia terobsesi mengambil gambar dirinya sendiri bersama model-modelnya yang tinggi menjulang dan berbody aduhai. Aih, berapa kilo harus dihilangkan? Berapa cm otot harus dibentuk di sana sini? Perut, lengan, bokong, wah! Belum lagi schedule harian yang memintanya pergi terbang ke sana kemari, Ia juga harus berdamai dengan jet lag dan memelihara pola makan.

Raden menulis usaha jerih payah kerja keras 'setiap hari!' di ipad yang sudah di setting oleh personal assistant nya, dan sekarang bisa kita baca juga lewat buku itu. Bahasanya khas seperti bahasa kita sehari-hari, nggak ber EYD, sering pake lu gua atau kalau kata Guru Bahasa Indonesia harus ditulis miring begini. Hihi.

Raden lahir sebagai anak ke 7 dari Ibu yang tak bisa membaca di Porsea. Ia ingin jadi orang kaya, maka ia mau terkenal. Setelah bekerja beberapa tahun di Bank, memutuskan untuk keluar dan memulai design nya. Raden tak bisa menjahit dan menggambar, tetapi rancangan design nya sudah menjadi kelas dunia, hari ini. Lokasi terdekat dari tempatku, batiknya bisa dilihat di Centro.

So?
You got a dream... You gotta protect it.
If you want somethin', go get it.

Comments

Popular posts from this blog

Honeymoon 3 - Bandung

Konon kabarnya,  Traveling Bulan Madu  beramai ramai lagi nge trend. Dan tanpa sengaja, kami mencobanya.  Its been really nice ! D + 21 Floating Market Cottonwood Bed and Breakfast Miss Bee Providore Diawali chatting dengan sahabat untuk maen bareng, bersama suaminya dan suami saya, what a lovely first double couple date after our marriage , kami akhirnya memutuskan bermobil ke Bandung. Dia dan suaminya sebenernya suka naik gunung dan moto, seperti juga saya dan suami saya. Tapi kali ini dedek bayi sudah 19 minggu di perutnya asik kaaaan maka kami mencari tempat yang aman damai tentram.  Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi, menjemput si sahabat dan berangkat dari rumahnya jam 5.55. Alhasil, jam 8.30 pagi sudah keluar Gerbang Pasteur dari tol Cipularang.  Setelah ngobrol sana sini, kami putuskan untuk ke Pasar Apung - Floating Market - Lembang sebelum waktu check in jam 14.00. Udah ada yang pernah ke sana? ya belon ! Haha google map menjadi andalan yang tepat ! Percaya

WFH? WTF? Hehehe Work From Home

 Hai gaes, long time no see!  life goes membenamkanku dalam rumah, bersama secarik judul WFH alias Working From Home atau bekerja dari rumah. Hari ini sudah resmi 11 bulan aku di rumah. Luar biasah! 1. Bekerja, masih mengerjakan yang ituuu di situuuu jugaa 2. Menemani Ojoss yang beranjak dewasa buahahaa, lucky one! Sejak aku hamil besar, melahirkan, 40 hari, 3 bulanan, sampai MPASI 6 bulan dan saat ini udah 9 bulan, kami selalu bersama oyeah! Saya sampai sewa freezer ASIP saking melimpahnya dan next week ampe udah habis masa nya dan ASIP nya masih uga banyaak maka mo dijadiiin sabun ajaa. Ojoss yang selalu tersenyum tertawa dan sekarang ampe udah bisa tiba-tiba nongol di bawah meja kerja, gelitikin kaki. Yups ampe sempet diare entah karena makan apa, demam, campak, tapi juga ikut staycation berenang ria di bathup hotel lucuk hahaha.  3. Menemani Arga yang sudah sekolah oye! Arga yang sudah menanti-nanti kapan sekolah, disurvey bertahun-tahun sebelumnya, segala persiapan termasuk pengan

Gede

im thanking you, untuk keras hati menguatkan niat dan tekat, memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku, untuk mengajarkanku kesabaran, merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman. teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain untuk memintaku berbagi, pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi, meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita. atas rasa takut, kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat, yang belum pernah kulewati sebelumnya, tak peduli berapa gunung pernah kudaki, berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri, atas rasa hangat, suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 295