Skip to main content

Hari Raya Saka di Purwakarta

ketika semua Umat Hindu merayakan Nyepi dan lalu lintas in out Bali menjadi sibuk,
saya ikut-ikutan menyepi ke sini Griya Karmel Purwakarta.
Well, sejak tempat ini masih belum ada listriknya, masih pake genset yang dinyalakan setiap jam 16-22, saya udah suka main . Mereka bilang "iki yo omahmu nduk" so you can see through facebook in this link http://on.fb.me/1h61cXF. Boleh datang sendiri, berdua dan Avanza, berenam dengan mobil kantor Inova, pake Sedan apa aja, bis medium berombongan, dan kali ini berdua teman baik. Cie..
Ada off road sedikit untuk deretan merk mobil diatas, tapi sekarang jalanan udah separo semen loh.

One Day Trip

02.00 - 02.30 Bekasi - Kampung Rambutan
Catatan: ini jam maling sedang bekerja, pilihlah jalanan yang melewati Pasar Tradisional dan bukan tol lokasi Balapan Liar. Di depan TMII banyak penjual makanan Siput. Ramai banget. Kapan-kapan cobain deh. Kali aja enak.

02.30 - 03.00 Parkir Menginap di Kp Rambutan
IDR 7.000 per motor, helm simpan di petugas ya.

03.00 - 06.00 Bis Jakarta - Garut, Turun Sadang
Catatan:  seharusnya kami naik bis Warga Baru jurusan Jakarta Purwakarta - Karawang yang bentuknya seperti dibawah ini. Tetapi dia baru akan muncul di Terminal sekitar jam 4 pagi. Untuk mempersingkat waktu, kami ikuti "kata kondektur" untuk turun di tol Sadang, Purwakarta.
Guys, dont try this! Bis antar kota akan meminta bayaran sesuai tarif tujuan , dan ini lebih dari 2x lipat harga Jakarta - Purwakarta. Haha. IDR 35.000 per orang :(
Warga Baru

Setelah 15 menit menunggu penumpang, bis mulai bergerak.. menunggu penumpang di Pasar Rebo. Aish. Maka jika naik angkot (beberapa angkot trayek strategis di Jakarta available 24 jam) turunlah di Pasar Rebo. Bis ini masih kosong melompong. Setelah bis bergerak, kami tertidur eng ing eng... Kondektur berteriak nyaring "Jati Luhur!" Driver dan seluruh penumpang memaksa turun. Jump! What! Di tengah tol! Berusaha melek, mengumpulkan nyawa, mengenakan sepatu, menyimpan sandal jepit, akhirnya menemukan parit besar yang bisa dilintasi untuk kemudian tiba di empang dan jalan setapak dan jalan raya. Haha!
Setelah bertanya pada penduduk, naik angkot merah nomor 07 tujuan Pasar Rebo Simpang Purwakarta. Tarif masih sama seperti 2 tahun lalu, IDR 3.000 per orang.

06.00 am
Tiba di Pasar Simpang, matahari terlihat terbit dengan sukses. Yogya, Indomaret, Alfamart dan segala toko modern masih tutup. Tukang kupat tahu sudah buka serta ramai pengunjung. Ini pertama kali saya makan kupat tahu. Ketupat dipotong kotak, diberi tahu kuning yang sudah digoreng dan taoge rebus. Bumbu coklat kacang seperti bumbu gado-gado. Satu porsi dengan segelas kecil teh tawar IDR 5.000. Nikmats.

Rute selanjutnya, menumpang angkot kuning jurusan Wanayasa. Mereka biasa ngetem - menunggu penumpang naik di sekitar rel kereta dan terminal Pasar Rebo yang baru. Persis di samping pasar ada ATM Bank Jawa Barat yang buka 24 jam. Jalan kaki lah 500 meter dari depan pasar tradisional.

Di dalam angkot, kita akan naik bersama para bapak ibu yang baru belanja dari pasar. Bau ikan, sayur, amis gak jelas makin terasa, bersama udara sejuk sawah alami. Tarif masih sama juga IDR 5.000 per orang.

Turun di Ban besar dan kita menyeberang, berjalan kaki. Bagi kalian yang belum pernah ke sana, agak susah memberi patokannya. Kira-kira 30 - 40 menit jaraknya dari Pasar Simpang, ada belokan ke kanan, ketika jalan utama naik curam ke kiri. Berhentilah di situ. Si ban besar sudah dipindah, makin menyulitkan saya memberi tahu patokannya. Aha, fotolah dan kirimkan via media sosial, saya bisa bilang itu benar atau tidak. Hihi. Dari situ jalan kaki lagi 1 - 2 km and, welcome home!

Kira-kira begini pemandangannya.
sawah dekat rumah Kakek
Saya tidak mengambil gambar rumah dari depan (you can see from link website and FB) yang pasti, ada tiga mata air di sini untuk menjamin MCK - Mandi Cuci Kakus kita semua. Air untuk wastafel tidak pernah ditutup, karena memang keluar dari mata air dan setelah kita pakai, kemudian dialirkan ke kolam ikan di bawah. What a rich family! Punya air sendiri bo!

wasfafel
Di dalam kamar, ada satu lembar kasur, sprei, bantal dan selimut. Jendela terbuka dengan matahari dan udara segar. 
Kamar Romo
Jadi inget lagu:
Hanya bilik bambu tempat tinggal kita
Tanpa hiasan, tanpa lukisan
Beratap jerami, beralaskan tanah
Namun semua ini punya kita
Memang semua ini punya kita, sendiri

Hanya alang alang pagar rumah kita
Tanya agamir, tanpa melati
Hanya bunga bakung tumbuh di halaman
 Namun semua itu milik kita
Memang semua itu milik kita, sendiri

Haruskah kita beranjak ke kota
Yang penuh dengan tanya

Lebih baik disini, rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugerah yang kuasa
Semuanya ada disini
Rumah kita


Setelah seharian berkeliling, kita bisa makan enaks sambil online. Pertanyaan pertama "lagi panen apa bik?" jawab bibik "pete!" yey! Kebun terdiri dari salak, dan semua jenis sayuran. Seru banget main tebak pohon di sini. saya sering kalah huhu. Tidur siang, hujan turun. Indahnyo.. Oya, kamar mandi yang saat ini makin bersih lupa saya foto. Yang pasti tak ada lintah nya lagi deh. Hehe.

20.00 - 20.30 Kami diantar ke Pasar Rebo Simpang Purwakarta naik motor tanpa helm.

20.30 - 21.00 Menuju Perempatan besar Purwakarta, menunggu bis ke Jakarta
Catatan:
Ternyata bis Purwakarta Kampung Rambutan tak sesering bis Purwakarta Bekasi atau terminal lain di Jakarta. Jika kau tunggu hingga jam 21.00 tak ada, lanjutkan perjalananmu ke Cikampek untuk mendapatkan bis dari terminal lain.

22.00 - 23.30 Cikampek - Kampung Rambutan.
Catatan:
Ternyata perhentian ini penuh dan ada aroma beer dari mulut beberapa penumpang. Aish. Banyak juga bis tujuan Bandung sebagai alternatif. Hampir semua bis penuh, sesak, memintamu berdiri, dan jika beruntung baru dapat duduk (Thanks Universe we got, sebelahan pula!) Oya, Watchout your own belonging guys.

Total Cost we spend
Parkir motor menginap IDR 7.000
Aqua dan tisu di terminal IDR 8.000
Bis Jakarta Garut IDR 35.000 (selanjutnya utk per orang ya)
Angkutan Merah IDR 3.000
Kupat tahu IDR 5.000
Angkutan Kuning IDR 5.000
Ongkos makan selama di Griya Karmel - seikhlasnya -
kalo ga ikhlas, mending bantuin masak pasti seneng :D
Angkutan Biru IDR 5.000
Angkutan Merah IDR 5.000
Bis Cikampek Jakarta IDR 15.000
Susu Jahe IDR 8.000

Sampai bertemu di perjalanan selanjutnya!

Comments

Popular posts from this blog

Honeymoon 3 - Bandung

Konon kabarnya,  Traveling Bulan Madu  beramai ramai lagi nge trend. Dan tanpa sengaja, kami mencobanya.  Its been really nice ! D + 21 Floating Market Cottonwood Bed and Breakfast Miss Bee Providore Diawali chatting dengan sahabat untuk maen bareng, bersama suaminya dan suami saya, what a lovely first double couple date after our marriage , kami akhirnya memutuskan bermobil ke Bandung. Dia dan suaminya sebenernya suka naik gunung dan moto, seperti juga saya dan suami saya. Tapi kali ini dedek bayi sudah 19 minggu di perutnya asik kaaaan maka kami mencari tempat yang aman damai tentram.  Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi, menjemput si sahabat dan berangkat dari rumahnya jam 5.55. Alhasil, jam 8.30 pagi sudah keluar Gerbang Pasteur dari tol Cipularang.  Setelah ngobrol sana sini, kami putuskan untuk ke Pasar Apung - Floating Market - Lembang sebelum waktu check in jam 14.00. Udah ada yang pernah ke sana? ya belon ! Haha google map menjadi andalan yang tepat ! Percaya

Berani Berbagi, via Jakarta Hitching Race (I)

hari ini saya sangat berbahagia jam 7.30 pagi sarapan ketoprak di pojokan Jln Panglima Polim V briefing di "3F Rumah Komunitas" dan memulai Jakarta Hitching Race. apakah hitching itu? tumpangan gratis! konon, di eropa dan amerika sana, penduduk biasa memberi tumpangan bagi penduduk lain yang akan pergi ke suatu tempat. banyak orang di dunia telah mempraktekkannya. kelompok www.couchsurfing.org berinisiatif melakukan hal serupa di Jakarta. kota besar dimana jumlah penduduknya 12juta di siang hari dan 9juta di malam hari serta luas jalan raya sudah lebih sempit dari jalan mobil (jika seluruh mobil yang ada di Jakarta dikeluarkan ke jalan raya, jalan raya sudah tak mampu menampungnya) bersama keberuntungan, saya bergabung bersama dua teman saya yang lain. kami membawa selembar peraturan, berlembar-lembar tulisan semacam "berani berbagi? kami boleh ikut sampai xxx" hingga tulisan "nebeng dong"

Gede

im thanking you, untuk keras hati menguatkan niat dan tekat, memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku, untuk mengajarkanku kesabaran, merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman. teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain untuk memintaku berbagi, pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi, meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita. atas rasa takut, kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat, yang belum pernah kulewati sebelumnya, tak peduli berapa gunung pernah kudaki, berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri, atas rasa hangat, suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 295