Hai papa,
Apa kabar?
Kami landing safely satu jam lalu, setelah masuk dlm awan-awan. Hujan deras menjemput, waktu lokal menunjukkan jam 16:34
Seperti biasa, aku lari berkejar-kejaran dengan waktu di bandara. Damn tertulis di tiket gate 4, eh pindah ke gate 2. What a great airport, day by day makin banyak flight, beberapa penerbangan dialihkan ke Halim Airport, tapi tetep aja kocak.
Ranselku agak berat, ada laptop dan buku-buku, alhasil kami orang terakhir masuk pesawat. Lucky me, seat 21A itu trnyata persis di belakang seat bisnis, aisle pula, di gang! Jd penomoran utk bisnis 6-8 lalu 21dst. Aku baru tahu ada seat begini. So persis setelah metakkan carrier di cabin, pesawat bergerak.
SMS dari driver penjemput masuk ktika kunyalakan handphone. Kami naik Innova and guess what papa, aku duduk di depan bersama driver. My favourite seat! Yiha!
Ktika aku ketik ini, pemandangan di kanan kami Sungai coklat. Airnya dimanfaatkan masyarakat untuk rumah tangga, masak dan mandi. Aish! Mereka bangga dengan itu, krn memanfaatkan alam dan hidup bersama alam.
Lima jam ke depan kami berkendaraan sebelum tiba di hotel,
dan dalam hujan deras, udara dingin, minim pemandangan, berjarak ratusan kilo, aku merindukanmu...
Ku teringat moment naik gunung pertama ke Welirang bersama papa dan kita nggak sampai puncak karena ada asap belerang, kesiangan, lelah serta cuaca tak baik.
Saat itu aku sedih, sangat. Betapa berusaha sekeras mungkin, sekuat mungkin, dengan berjalan, membawa ransel berat, mengatur nafas, dst dst itu, belum tentu mendapat hadiah idaman 'sampai puncak gunung'.
Tapi papa benar, bahwa harus kuperhitungkan betul apa yang kucari di 'puncak' karena di sana sepi...
Papa aku menyayangimu,
Dengan seluruh kemampuan sekedar BBM bermanja padamu setiap hari serta mengusahakan bertemu sesering kumampu.
Ku terkejut permintaan terakhir papa untuk tak lagi pulang sendiri melainkan berdua, ah so I am on my way of that. Wish me..
On my journey,
Your lovely daughter,
Apa kabar?
Kami landing safely satu jam lalu, setelah masuk dlm awan-awan. Hujan deras menjemput, waktu lokal menunjukkan jam 16:34
Seperti biasa, aku lari berkejar-kejaran dengan waktu di bandara. Damn tertulis di tiket gate 4, eh pindah ke gate 2. What a great airport, day by day makin banyak flight, beberapa penerbangan dialihkan ke Halim Airport, tapi tetep aja kocak.
Ranselku agak berat, ada laptop dan buku-buku, alhasil kami orang terakhir masuk pesawat. Lucky me, seat 21A itu trnyata persis di belakang seat bisnis, aisle pula, di gang! Jd penomoran utk bisnis 6-8 lalu 21dst. Aku baru tahu ada seat begini. So persis setelah metakkan carrier di cabin, pesawat bergerak.
SMS dari driver penjemput masuk ktika kunyalakan handphone. Kami naik Innova and guess what papa, aku duduk di depan bersama driver. My favourite seat! Yiha!
Ktika aku ketik ini, pemandangan di kanan kami Sungai coklat. Airnya dimanfaatkan masyarakat untuk rumah tangga, masak dan mandi. Aish! Mereka bangga dengan itu, krn memanfaatkan alam dan hidup bersama alam.
Lima jam ke depan kami berkendaraan sebelum tiba di hotel,
dan dalam hujan deras, udara dingin, minim pemandangan, berjarak ratusan kilo, aku merindukanmu...
Ku teringat moment naik gunung pertama ke Welirang bersama papa dan kita nggak sampai puncak karena ada asap belerang, kesiangan, lelah serta cuaca tak baik.
Saat itu aku sedih, sangat. Betapa berusaha sekeras mungkin, sekuat mungkin, dengan berjalan, membawa ransel berat, mengatur nafas, dst dst itu, belum tentu mendapat hadiah idaman 'sampai puncak gunung'.
Tapi papa benar, bahwa harus kuperhitungkan betul apa yang kucari di 'puncak' karena di sana sepi...
Papa aku menyayangimu,
Dengan seluruh kemampuan sekedar BBM bermanja padamu setiap hari serta mengusahakan bertemu sesering kumampu.
Ku terkejut permintaan terakhir papa untuk tak lagi pulang sendiri melainkan berdua, ah so I am on my way of that. Wish me..
On my journey,
Your lovely daughter,
Comments
semangat terus yaaa
- ika, tukangpos