im thanking you,
untuk keras hati menguatkan niat dan tekat,
memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku,
untuk mengajarkanku kesabaran,
merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman.
teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain
untuk memintaku berbagi,
pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi,
meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita.
atas rasa takut,
kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat,
yang belum pernah kulewati sebelumnya,
tak peduli berapa gunung pernah kudaki,
berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri,
atas rasa hangat,
suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 2958 m dpl.
kusyukuri tekhnologi dashyat kantor lamaku tercinta.
atas rasa cukup,
pada potongan sandwich isi siomai ikan, kentang dan telor berbumbu kacang yang nyaris basi, roti isi coklat hambar, pop mie di stereofoam tak sehat, chitato nikmat ber MSG, gula merah semanis orang jawa dan berbatang batang coklat kebahagiaan.
pada rasa cinta diri sendiri,
menghargai perjuangan seluruh tubuh jiwa hati ini,
berangkat kantor, naik turun gunung dan meringkuk masuk dalam selimut hangat kasur empukku.
setelah dua belas jam jalan kaki bersama debu lelah takut dan ribuan rasa negatif,
ternyata wajahku masih layak diabadikan. ada senyum yang membuatnya indah.
tersenyumlah...
pada rasa rindu dan haru,
yang membuatku tak mampu bernyanyi atau berkata kata,
ketika kita berjalan bersama
pada rasa bersalah,
karena ketidakteraturanku yang langsung kuatasi dan kuputuskan,
singkat padat jelas cepat tepat,
melihatmu layu tanpa air hujan malam itu
pada kejujuran yang diuji oleh alam,
yang diseleksi tanpa basa basi,
bak scene film: jika A ada di kirimu dan B di kanan lalu truk menabrak dari depan, kau lari ke mana?
refleks spontan otomatis yang bersumber dari kenyamanan dan tak disadari siapapun..
pada kebaikan dan seluruh pertolongan,
tanpa kuminta tanpa kukira,
bahwa kau ada,
hanya kau ada.
so dont worry, baby...
I am keep on learning...
for who I am and who you are...
untuk keras hati menguatkan niat dan tekat,
memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku,
untuk mengajarkanku kesabaran,
merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman.
teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain
untuk memintaku berbagi,
pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi,
meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita.
atas rasa takut,
kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat,
yang belum pernah kulewati sebelumnya,
tak peduli berapa gunung pernah kudaki,
berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri,
atas rasa hangat,
suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 2958 m dpl.
kusyukuri tekhnologi dashyat kantor lamaku tercinta.
atas rasa cukup,
pada potongan sandwich isi siomai ikan, kentang dan telor berbumbu kacang yang nyaris basi, roti isi coklat hambar, pop mie di stereofoam tak sehat, chitato nikmat ber MSG, gula merah semanis orang jawa dan berbatang batang coklat kebahagiaan.
pada rasa cinta diri sendiri,
menghargai perjuangan seluruh tubuh jiwa hati ini,
berangkat kantor, naik turun gunung dan meringkuk masuk dalam selimut hangat kasur empukku.
setelah dua belas jam jalan kaki bersama debu lelah takut dan ribuan rasa negatif,
ternyata wajahku masih layak diabadikan. ada senyum yang membuatnya indah.
tersenyumlah...
pada rasa rindu dan haru,
yang membuatku tak mampu bernyanyi atau berkata kata,
ketika kita berjalan bersama
pada rasa bersalah,
karena ketidakteraturanku yang langsung kuatasi dan kuputuskan,
singkat padat jelas cepat tepat,
melihatmu layu tanpa air hujan malam itu
pada kejujuran yang diuji oleh alam,
yang diseleksi tanpa basa basi,
bak scene film: jika A ada di kirimu dan B di kanan lalu truk menabrak dari depan, kau lari ke mana?
refleks spontan otomatis yang bersumber dari kenyamanan dan tak disadari siapapun..
pada kebaikan dan seluruh pertolongan,
tanpa kuminta tanpa kukira,
bahwa kau ada,
hanya kau ada.
so dont worry, baby...
I am keep on learning...
for who I am and who you are...
Comments
iya.
aih malu. ini baru aja gua post. eaaa :)
Habis baca.. Berasa di Gede sama pria-pria tangguh itu.
haha berasa di Gede apa kayak si Gede?
yg pasti badanmu ga se gede si Gede :))