Skip to main content

Penjaga Pulau

Pulau Melinjo
Sabtu, 17 Agustus 2013
15:33

Kami terdampar di Pulau ini, setelah tak mendapat ijin untuk berkemah di Pulau Bira, tujuan kami sebenarnya. Tak seperti mencari hotel untuk bermalam, mencari Pulau di Kepulauan Seribu untuk berkemah, jauh lebih ribet. Kami harus menaik turunkan muatan ke kapal kecil beberapa kali. Empat carrier 100 liter, beberapa daypack, gitar, beberapa camera SLR, tripod, tas isi snack, beberapa liter aqua, belum lagi pelampung, snorkel, fin, tenda, webbing dan cool box.

Pulau ini dijaga oleh dua orang baik, Pak Mustafa dan Pak Kumis. 

"Bapak dari mana?"
"cari cumi-cumi, neng..."

Pak Mustafa berasal dari Pulau Kelapa, sudah 1,5 tahun menjaga pulau ini. Tadinya beliau bekerja sebagai penyelam, untuk menemukan barang-barang antik. Wow! 
Mereka dibagi dalam beberapa kelompok, diberi gaji di muka, lalu diantar ke perairan dalam yang konon menyimpan kekayaan di dalamnya. Langsung masuk ke laut, menyelam dengan kompresor perahu (tepok jidat - semoga kau tahu artinya, betapa tidak sehatnya itu). Kemudian mereka akan menemukan kapal laut besaar, lalu memasukinya, dan melihat pantulan matahari di sana. Barang-barang itu kebanyakan keramik, mulai dari mangkok, gelas, piring, guci hingaaa emas! Its wow! Di sebelah barang-barang itu tentu ada banyak tengkorak, termasuk tengkorak nahkoda di ruang kemudi. Kemudian suatu hari, Pak Mustafa dan teman-temannya melihat jin laut yang menjaga emas, seorang temannya menggelepar, lemas dan meninggal tercekik sesuatu yang tak terlihat. Astaga! Maka setelah 4 tahun bekerja sebagai penyelam, dia memilih pekerjaan lain, menjaga pulau, di atas daratan. 

Peninggalan masa lalu nya tinggal kaki kanan nya yang lebih pendek sekitar 10 cm dari kaki kirinya, karena menyusut, terlalu lama kedinginan berada diperairan dalam.
Di depan Pulau Melinjo ada Pulau Jokong, yang dijaga Pak Sofyan, Pulau Kelor Barat, Pulau Kelor Timur dan Pulau Sagu. Di sisi lain, ada Pulau Pantara Barat dan Timur milik Tommy Winata yang dijaga Pak Kumis. Katanya, Pulau pribadi ini memiliki vila dan hotel besaar yang tentu tidak dibuka untuk umum. 

Pulau Sebaru Besar yang dijaga Pak Mex, baru dibeli orang seharga 2 Milyar. Sedangkan Pulau Melinjo ini sendiri yang dimiliki Pak Sanjaya, baru saja ditawar bule seharga 8 Milyar dan belum dilepas. Uhui.. Menurut Pak Mustafa, masih ada beberapa pulau tak berpenghuni yang dijual. Aih. beliin satu dong!

Di Pulau Melinjo ada hewan cumi-cumi, ikan dan kempa (siput). Maka itulah makanan sehari-hari bapak-bapak penunggu pulau. Mereka menjaga pulau per 20 hari, lalu libur 10 hari (boleh pulang ke Pulau Kelapa) lalu kembali lagi. Ada tiga orang dengan shift 2 - 1 bergantian menjaga pulau ini. Gajinya? dibawah Upah Minimal Propinsi DKI Jakarta. Air bersih, menurut mereka ada tetapi menurut saya tidak ada. Sumur dengan kedalaman sekitar 6-8 meter itu memiliki ember yang diikat tali sebagai timba. Saya yang orang kota menjatuhkannya ke dalam dan diambilnya dengan sigap seperti pemanjat tebing. Warna air kecoklatan dan berasa asin. Tak ada toilet, hanya lobang di tanah berpasir seadanya dengan tempat pijakan kaki. Lokasi tempat mandi itu di belakang rumah, dikelilingi pagar tanaman. Indah.

Pernah ada pengunjung yang bertanya mengapa tak dibangun toilet umum di sini. Sahutnya "kalo setiap sabtu minggu ada pengunjung, pasti kami buatkan" Oho.. maka berarti?

Saya iseng berkata padanya "Pak, ini hari kemerdekaan lho" beliau menyahut "apa itu?" 
Haha! Kapan-kapan, jika kalian memiliki kesempatan berlayar dengan perahu mengelilingi Kepulauan Seribu, bawakan Pak Mustafa bendera merah putih atau setidaknya calendar tahunan. Mungkin seperti juga warga suku Baduy, dia warga negara Indonesia dan tidak tahu kapan hari kemerdekaan kita.
 
kanan-kiri: Pak Mustafa, Awi and I


Comments

Unknown said…
asyik ya ngobrol sama penjaga pantai, banyak dapet informasi. :D
nanti bulan Nov insya Allah aku mau ke pulau melinjo. semoga bisa ngobrol juga sama bapak2 itu. heheha
Unknown said…
Wow... asik ya nngobrol sama penjaga pulau, dapet banyak informasi. :D
Bulan November nanti aku mau ke pulau melinjo... semoga bisa ngobrol juga sama bapak2 itu.hehehe
Helga Jil said…
Rizki! boleh aku titip bendera Indonesia untuk para bapak-bapak itu? japri kita ya, sblum November..
Helga Jil said…
btw emailku helgajil@gmail.com. kutunggu emailmu ya..

Popular posts from this blog

Honeymoon 3 - Bandung

Konon kabarnya,  Traveling Bulan Madu  beramai ramai lagi nge trend. Dan tanpa sengaja, kami mencobanya.  Its been really nice ! D + 21 Floating Market Cottonwood Bed and Breakfast Miss Bee Providore Diawali chatting dengan sahabat untuk maen bareng, bersama suaminya dan suami saya, what a lovely first double couple date after our marriage , kami akhirnya memutuskan bermobil ke Bandung. Dia dan suaminya sebenernya suka naik gunung dan moto, seperti juga saya dan suami saya. Tapi kali ini dedek bayi sudah 19 minggu di perutnya asik kaaaan maka kami mencari tempat yang aman damai tentram.  Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi, menjemput si sahabat dan berangkat dari rumahnya jam 5.55. Alhasil, jam 8.30 pagi sudah keluar Gerbang Pasteur dari tol Cipularang.  Setelah ngobrol sana sini, kami putuskan untuk ke Pasar Apung - Floating Market - Lembang sebelum waktu check in jam 14.00. Udah ada yang pernah ke sana? ya belon ! Haha google map menjadi andalan yang tepat ! Percaya

WFH? WTF? Hehehe Work From Home

 Hai gaes, long time no see!  life goes membenamkanku dalam rumah, bersama secarik judul WFH alias Working From Home atau bekerja dari rumah. Hari ini sudah resmi 11 bulan aku di rumah. Luar biasah! 1. Bekerja, masih mengerjakan yang ituuu di situuuu jugaa 2. Menemani Ojoss yang beranjak dewasa buahahaa, lucky one! Sejak aku hamil besar, melahirkan, 40 hari, 3 bulanan, sampai MPASI 6 bulan dan saat ini udah 9 bulan, kami selalu bersama oyeah! Saya sampai sewa freezer ASIP saking melimpahnya dan next week ampe udah habis masa nya dan ASIP nya masih uga banyaak maka mo dijadiiin sabun ajaa. Ojoss yang selalu tersenyum tertawa dan sekarang ampe udah bisa tiba-tiba nongol di bawah meja kerja, gelitikin kaki. Yups ampe sempet diare entah karena makan apa, demam, campak, tapi juga ikut staycation berenang ria di bathup hotel lucuk hahaha.  3. Menemani Arga yang sudah sekolah oye! Arga yang sudah menanti-nanti kapan sekolah, disurvey bertahun-tahun sebelumnya, segala persiapan termasuk pengan

Gede

im thanking you, untuk keras hati menguatkan niat dan tekat, memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku, untuk mengajarkanku kesabaran, merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman. teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain untuk memintaku berbagi, pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi, meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita. atas rasa takut, kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat, yang belum pernah kulewati sebelumnya, tak peduli berapa gunung pernah kudaki, berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri, atas rasa hangat, suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 295