Skip to main content

My First Couch Surfing Guest

Pada suatu sore yang cerah, seorang teman mengirimkan pesan singkat di telepon genggam saya.

"ada teman ku ga bisa host tamu nya yg sudah tiba di Jakarta karena harus pergi ke Padang. Tamunya cewek, lalu aku recommend kamu. Semoga kamu bisa host dia ya..."

Lalu saya menelepon teman baru itu, dan kami bertiga bertemu satu jam kemudian di warung kopi. Kami berkenalan lalu pindah ke tempat yang lebih nyaman untuk duduk-duduk minum teh. Setelah membuat rencana perjalanan singkat bagi Amѐlie selama 6 minggu ke depan di Indonesia, teman baru itu meninggalkan kami berdua. Ahai!
Antrian taxi sangat panjang dan setelah 45 menit, kuputuskan mengajak Amѐlie berjalan kaki melewati gang-gang sempit becek seusai hujan menuju tempat saya tinggal.

Kamar saya berukuran 3x3 meter dengan double bed (atas bawah), lemari pakaian, meja tulis pendek dan rak buku. Amѐlie terkejut dan mengucapkan terima kasih telah menerimanya "in your small place".

Keesokan harinya, dia masih tidur ketika kutinggalkan pergi bekerja. Kami sudah merencanakan beberapa hal, maka di siang hari dia berjalan kaki mendatangi kantor saya untuk makan siang bersama. Kutemani dia membeli nomor lokal dan mengaktifkan iPhone 4 nya. Amѐlie mengatakan bahwa tarif berlangganan bulanan di Kuwait - tempatnya dahulu bekerja 3x lebih mahal dari di Indonesia (IDR 99,000 per bulan). Kami tidak berhasil menukar Dollar ke Rupiah karena menurut petugas teller bentuk Dollar nya agak kusut, akhirnya Amѐlie mengambil uang via atm berlogo Visa. Sambil menemaninya, banyak hal terlintas dalam pikiran saya, apakah dia orang baik? Yang saya ketahui darinya hanyalah namanya Amѐlie Pun. Thats all!
Saya tidak menemukan namanya di website organisasi pertukaran keramahtamahan (krn dia sangat baru) dan facebooknya (facebook kami berdua restricted). Setelah mencoba-coba, akhirnya dia bisa melihat profil saya lebih dulu dan saya terkejut saat melihat profilnya di website organisasi, bahwa teman nya masih 0 (nol) dan tak ada rekomendasi apapun dari orang lain tentang dia. Saya menyerah dengan dunia maya itu dan sambil memandangnya saat makan siang, bertanya "Amѐlie, are you for real?" and she say "Yes, sure. Here I am" Hehehe. Saat itu, saya memilih untuk mempercayainya.

Di hari selanjutnya, saya menyarankannya pergi ke Stasiun Gambir untuk membeli tiket Kereta Api sesuai dengan rencana perjalanan yang telah kami susun.
Di sore hari kutemani dia naik bis kota, berjalan-jalan ke mall, melihat keunikan Jakarta dan akhirnya saya tahu beberapa hal tentang latar belakangnya. Amѐlie Pun lahir di Paris, December 1, 1984 (akhirnya saya melihat paspornya juga, dia berkebangsaan Perancis :) lalu besar di sana hingga usia 18 tahun. Kemudian Ibu nya meninggal dunia karena kanker dan ayahnya pergi keliling dunia. Dia keturunan Chinesse, anak tunggal yang tak punya saudara di Eropa. Seusai kuliah 3tahun jurusan Design, dengan spesialisasi Huruf (Font), Amѐlie bekerja di Kuwait selama 4tahun dan memutuskan resign untuk pulang ke home nya - di Paris. Hari Jumat lalu ialah hari terakhirnya bekerja, hari Minggu terbang ke Indonesia dan hari Senin malam menginap di kamar saya. Dia berada di tempat saya selama 4hari 3malam lalu akan melanjutkan perjalanan keliling Indonesia selama 6minggu. Selanjutnya Ia akan mengunjungi ayahnya di China sebelum kembali ke Paris. Sebuah universitas menunggunya untuk ujian tes masuk, pada suatu hari di bulan Juli.Foto di samping ialah foto tato-tato Amѐlie:) Darinya, saya belajar kemandirian, keberanian, ketangguhan dan kepercayaan diri. Amѐlie mengatakan, 
"the most important things is what you really want to. In Europe, nobody tell you what to do. You can do anything. For me, nobody take responsibility for my life, so just go on. Look forward."


seminggu kemudian, dia mengirimi saya surat elektronik, yang menjelaskan siapa dia
yes, she is wow!

Comments

Popular posts from this blog

Honeymoon 3 - Bandung

Konon kabarnya,  Traveling Bulan Madu  beramai ramai lagi nge trend. Dan tanpa sengaja, kami mencobanya.  Its been really nice ! D + 21 Floating Market Cottonwood Bed and Breakfast Miss Bee Providore Diawali chatting dengan sahabat untuk maen bareng, bersama suaminya dan suami saya, what a lovely first double couple date after our marriage , kami akhirnya memutuskan bermobil ke Bandung. Dia dan suaminya sebenernya suka naik gunung dan moto, seperti juga saya dan suami saya. Tapi kali ini dedek bayi sudah 19 minggu di perutnya asik kaaaan maka kami mencari tempat yang aman damai tentram.  Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi, menjemput si sahabat dan berangkat dari rumahnya jam 5.55. Alhasil, jam 8.30 pagi sudah keluar Gerbang Pasteur dari tol Cipularang.  Setelah ngobrol sana sini, kami putuskan untuk ke Pasar Apung - Floating Market - Lembang sebelum waktu check in jam 14.00. Udah ada yang pernah ke sana? ya belon ! Haha google map menjadi andalan yang tepat ! Percaya

WFH? WTF? Hehehe Work From Home

 Hai gaes, long time no see!  life goes membenamkanku dalam rumah, bersama secarik judul WFH alias Working From Home atau bekerja dari rumah. Hari ini sudah resmi 11 bulan aku di rumah. Luar biasah! 1. Bekerja, masih mengerjakan yang ituuu di situuuu jugaa 2. Menemani Ojoss yang beranjak dewasa buahahaa, lucky one! Sejak aku hamil besar, melahirkan, 40 hari, 3 bulanan, sampai MPASI 6 bulan dan saat ini udah 9 bulan, kami selalu bersama oyeah! Saya sampai sewa freezer ASIP saking melimpahnya dan next week ampe udah habis masa nya dan ASIP nya masih uga banyaak maka mo dijadiiin sabun ajaa. Ojoss yang selalu tersenyum tertawa dan sekarang ampe udah bisa tiba-tiba nongol di bawah meja kerja, gelitikin kaki. Yups ampe sempet diare entah karena makan apa, demam, campak, tapi juga ikut staycation berenang ria di bathup hotel lucuk hahaha.  3. Menemani Arga yang sudah sekolah oye! Arga yang sudah menanti-nanti kapan sekolah, disurvey bertahun-tahun sebelumnya, segala persiapan termasuk pengan

Gede

im thanking you, untuk keras hati menguatkan niat dan tekat, memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku, untuk mengajarkanku kesabaran, merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman. teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain untuk memintaku berbagi, pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi, meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita. atas rasa takut, kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat, yang belum pernah kulewati sebelumnya, tak peduli berapa gunung pernah kudaki, berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri, atas rasa hangat, suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 295