Purwakarta, 1 Januari 2012
Di pagi hari yang cerah, saya duduk di depan hamparan sawah, menikmati pemandangan semesta yang indah, sambil meneruskan rajutan yang sudah dimulai oleh adik saya. Lalu tiba-tiba, tek, benangnya putus. Ups! Ah.. this is my first, I dont know how to start it again!
I need my sister.. and she lives 800 km far... Hiks..
Sesudah mandi, kuhimpun ke berani an, kuraih gulungan benang katun tiga warna itu. Kumulai rajutan dari awal. Kulilitkan benangnya di telunjuk kiri, dan kusimpul dengan besi pengait ukuran 3/4 dengan jari tangan kanan. Satu, dua, tiga, empat, sekitar empat puluh empat simpul kubuat, lalu naik ke atas dan kuteruskan ke samping. Kemudian setelah beberapa baris,
lho, kok kaku sekali? Ahhh sepertinya awalan yang salah. maka ku kembali ke baris pertama dan mundur terus ke belakang. Ya, baris yang kaku sudah ditumpuk oleh baris yang lebih lembut dan siapa bilang ini namanya mundur? Benda ini 4 dimensi, tentu saya yang menentukan ke mana arahnya :D
Singkat cerita, saya merajutnya. Ya, saya merajut di waktu luang yang tersisa, malam hari di kamar, pagi hari ketika duduk di mobil dalam perjalanan kos - kantor, di bis pariwisata, di shuttle bis X-Trans, di ruang tunggu bandara dan di cabin pesawat.
Buat saya, merajut berarti mengistirahatkan pikiran sambil membiarkan tubuh dan hati bergerak. Kesibukan dan rutinitas telah bergulir sedemikian rupa sehingga kadang kala, keseimbangan tubuh, pikiran dan hati (body, mind and soul) sedikit terganggu. Merajut membantu menyeimbangkannya. Merajut merupakan bagian dari gerak tubuh dan ketekunan hati.
Rajutan itu selesai pada 1 April 2012. Tepat tiga bulan. Selama tiga bulan itu, ada masa-masa saya sungguh-sungguh membuat simpul berjam-jam sepanjang perjalanan ke luar kota. Ada masa dua minggu penuh tak merajut karena tubuhku sakit, atau hari-hari ketika hati ini sedang tak ber energi.
Malam itu saya melihat semua simpul dari dua gulung benang sambil tersenyum simpul juga. Tiap simpul rajutanku tak sama. Awalnya renggang, lalu makin rapat, lalu ukurannya menyempit, lalu merenggang lagi, ada simpul yang terlompat sehingga kelihatan lubang, ada yang terlalu rapat, ada juga yang rapi teratur.
Dan yang pasti, rangkaian simpul itu tak sekedar untaian benang-benang lagi, tetapi berubah menjadi sebuah benda indah.
Beginilah hidup ini, setiap harinya tak ada yang sama, ada naik turun nya, banyak suka duka nya atau juga keteraturannya, dan semuanya terlihat indah jika sudah kita lewati.
Lalu apa? Kita hanya diminta untuk tekun maju. Seperti juga rajutan, tak bisa ku merajut mundur meskipun karena ada terlihat sesuatu yang lubang di belakang. Meskipun telah kurencana dan kuhitung, tarikan tiap simpulku jarang sekali persis sama.
Maka apa? Ya, Jika saya yang menentukan kapan rajutan ini hendak kumulai atau kusudahi, maka Dia lah yang menentukan kapan hidup kita hendak dimulai dan disudahi. Ini kehendak Nya, He is The Creator.
Comments