saya punya banyak teman baik, sangat banyak. semuanya menarik karena masing-masing memiliki warna tersendiri. saat ini, akan saya ceritakan satu diantaranya.
sebut saja namanya Kiti. kami bertemu beberapa tahun lalu, berkenalan satu menit lalu langsung diharuskan bekerjasama. of course thats easy for me, as I always do. saya mudah dekat dengan siapa saja dan mudah juga menjauh dari siapa saja. istilah teman saya, easy come easy go.
well, alasannya ialah karena saya tertarik dengan karakter. saya sangat senang memiliki banyak teman. karena dari teman-teman, saya mengetahui banyak hal dan dari merekalah saya belajar banyak. mostly, saya belajar tentang perjuangan hidup.
saat ini, slogan beken nya bukan lagi 'berani mati' tetapi 'berani hidup'. we all know, kalau mau mati dengan cepat tepat dan tidak merepotkan orang lain, minumlah obat tidur segenggam, maka kau akan tidur selamanya dalam damai. mati.
tetapi hidup, oow tak ada obat yang bisa membuatmu hidup selama-lamanya. tak ada.
Kiti bershio sama dengan saya, dia juga perempuan seperti saya. Dia suka menulis, dan jalan pikiran kami kurang lebih mirip. Dan ya, hanya tiga hal itulah kesamaan kami. Unik.
Kiti dilahirkan di keluarga 'bertulang gajah' (istilah ayah saya), memiliki IQ diatas rata-rata dan memiliki ukuran hati diatas rata-rata. Itulah kenapa judul tulisan ini 'huge friend'. Hati Kiti sangat besar. (hati bukan liver, please read this with your feeling, dear ;)
Dia selalu ada ketika saya sedih, seperti yang dia bilang bahwa dia memikirkan banyak hal dari sisi resiko. Sering kali Kiti tidak ada ketika saya bahagia, dan dia sama sekali tidak keberatan dengan itu. Saya akui, kebahagiaan Kiti seringkali bukanlah kebahagiaan saya dan begitu pula sebaliknya, tak peduli sudah berapa ribu jam kami habiskan dengan tertawa bersama. Haha!
Kiti juga salah satu supporter saya. orang yang selalu setia me support saya, tak peduli apakah saya sedang menangis, cerewet, atau sedang jatuh cinta. Kiti setia seperti supporter pemain bola, selalu meneriakkan yel-yel sepanjang pertandingan, dengan kaos oblong kebesarannya. Kiti tetap menjadi supporter setia saya, termasuk ketika saya si pemain bola sedang berpindah-pindah hati, semudah pemain bola berpindah tim kesebelasan.
Pekerjaan Kiti berbeda dengan pekerjaan saya. Kiti seniman yang bebas, sedangkan saya pekerja yang runut. saya bekerja dengan pikiran, Kiti bekerja dengan hati. itulah mengapa hati Kiti lebih besar dari saya. maka, ketika pikiran saya sakit dan mengharuskan saya tinggal lima hari di rumah sakit, Kiti menemani saya dengan hati besarnya. duduk di kursi kayu di samping tempat tidur saya di kamar seharga dua gelas kopi starbucks sehari. istilah kiti, pikiran saya seperti flash gordon. pikiran saya berjalan-jalan sesukanya dan tidak seperti alur pola pikir perempuan kebanyakan. sekali lagi, IQ Kiti jauh di atas rata-rata, maka dia memahami hal itu.
Hati Kiti pernah terluka, saya datang di sore hari yang cerah. dia memeluk saya dan menangis sejadi-jadinya di pundak saya. oh Kiti, hanya pundak besar ini yang mampu saya berikan. sisanya, saya menemani Kiti melewati waktu. iya, sering kali waktu lah yang menyelesaikan hal-hal sulit.
Kiti percaya pada Tuhan seperti saya, tetapi cara berdoa kami berbeda. kami pernah membahasnya sambil makan nasi goreng di trotoar, dan tidak ada kesimpulan menarik dari situ, hingga akhirnya kami saling menghormati. Iya, itulah mengapa kami masih bersama. kami saling menyayangi dan saling menghormati. kami menyadari perbedaan kami, berbahagia dengan cara kami masing-masing, dan saling berbagi ketika bersedih. aku memelukmu Kiti-Kiti.
sebut saja namanya Kiti. kami bertemu beberapa tahun lalu, berkenalan satu menit lalu langsung diharuskan bekerjasama. of course thats easy for me, as I always do. saya mudah dekat dengan siapa saja dan mudah juga menjauh dari siapa saja. istilah teman saya, easy come easy go.
well, alasannya ialah karena saya tertarik dengan karakter. saya sangat senang memiliki banyak teman. karena dari teman-teman, saya mengetahui banyak hal dan dari merekalah saya belajar banyak. mostly, saya belajar tentang perjuangan hidup.
saat ini, slogan beken nya bukan lagi 'berani mati' tetapi 'berani hidup'. we all know, kalau mau mati dengan cepat tepat dan tidak merepotkan orang lain, minumlah obat tidur segenggam, maka kau akan tidur selamanya dalam damai. mati.
tetapi hidup, oow tak ada obat yang bisa membuatmu hidup selama-lamanya. tak ada.
Kiti bershio sama dengan saya, dia juga perempuan seperti saya. Dia suka menulis, dan jalan pikiran kami kurang lebih mirip. Dan ya, hanya tiga hal itulah kesamaan kami. Unik.
Kiti dilahirkan di keluarga 'bertulang gajah' (istilah ayah saya), memiliki IQ diatas rata-rata dan memiliki ukuran hati diatas rata-rata. Itulah kenapa judul tulisan ini 'huge friend'. Hati Kiti sangat besar. (hati bukan liver, please read this with your feeling, dear ;)
Dia selalu ada ketika saya sedih, seperti yang dia bilang bahwa dia memikirkan banyak hal dari sisi resiko. Sering kali Kiti tidak ada ketika saya bahagia, dan dia sama sekali tidak keberatan dengan itu. Saya akui, kebahagiaan Kiti seringkali bukanlah kebahagiaan saya dan begitu pula sebaliknya, tak peduli sudah berapa ribu jam kami habiskan dengan tertawa bersama. Haha!
Kiti juga salah satu supporter saya. orang yang selalu setia me support saya, tak peduli apakah saya sedang menangis, cerewet, atau sedang jatuh cinta. Kiti setia seperti supporter pemain bola, selalu meneriakkan yel-yel sepanjang pertandingan, dengan kaos oblong kebesarannya. Kiti tetap menjadi supporter setia saya, termasuk ketika saya si pemain bola sedang berpindah-pindah hati, semudah pemain bola berpindah tim kesebelasan.
Pekerjaan Kiti berbeda dengan pekerjaan saya. Kiti seniman yang bebas, sedangkan saya pekerja yang runut. saya bekerja dengan pikiran, Kiti bekerja dengan hati. itulah mengapa hati Kiti lebih besar dari saya. maka, ketika pikiran saya sakit dan mengharuskan saya tinggal lima hari di rumah sakit, Kiti menemani saya dengan hati besarnya. duduk di kursi kayu di samping tempat tidur saya di kamar seharga dua gelas kopi starbucks sehari. istilah kiti, pikiran saya seperti flash gordon. pikiran saya berjalan-jalan sesukanya dan tidak seperti alur pola pikir perempuan kebanyakan. sekali lagi, IQ Kiti jauh di atas rata-rata, maka dia memahami hal itu.
Hati Kiti pernah terluka, saya datang di sore hari yang cerah. dia memeluk saya dan menangis sejadi-jadinya di pundak saya. oh Kiti, hanya pundak besar ini yang mampu saya berikan. sisanya, saya menemani Kiti melewati waktu. iya, sering kali waktu lah yang menyelesaikan hal-hal sulit.
Kiti percaya pada Tuhan seperti saya, tetapi cara berdoa kami berbeda. kami pernah membahasnya sambil makan nasi goreng di trotoar, dan tidak ada kesimpulan menarik dari situ, hingga akhirnya kami saling menghormati. Iya, itulah mengapa kami masih bersama. kami saling menyayangi dan saling menghormati. kami menyadari perbedaan kami, berbahagia dengan cara kami masing-masing, dan saling berbagi ketika bersedih. aku memelukmu Kiti-Kiti.
Comments