Skip to main content

Bolgoso and his Faith

kemarin, saya belajar dari seorang teman tentang faith.
sebut saja namanya Bolgoso.
Dia berusia di awal tiga puluhan, baik hati, dan ingin menikah.
Bolgoso memiliki seorang teman baik yang diakui masyarakat sebagai pemuka agama, dan berbeda dengan agama Bolgoso. meski demikian, mereka berteman sangat akrab.

suatu hari, pemuka agama sahabat Bolgoso itu berkata bahwa tahun depan, Bolgoso akan menikah. Bolgoso terkejut dan bahagia. Lalu dia berdoa, berpuaza, bernazar dan memesan gedung pernikahan.

kita semua warga Jakarta tahu, memesan gedung pernikahan di kota Jakarta tercinta ini tidak semudah beli krupuk. kita memang harus memesan tempat paling tidak setahun sebelum hari H. otherwise, gedung sudah penuh, hanya tersedia di hari kerja yang paling tidak mungkin (di hari besar agama, dll) harga sewa gedung naik 2kali lipat, atau bahkan yang tersedia hanya gedung kecil di daerah kurang strategis.

Maka Bolgoso dengan faithfully memesan sebuah gedung di suatu hari di tahun depan, tentu saja dengan uang muka. Ketika petugas mencatat, dia mengatakan bahwa nama perempuannya memang belum ada, dan petugas itu terheran-heran.
Bolgoso juga mendesain undangan pernikahannya, untuk hari yang sama. Dan bagian yang kosong hanya bagian nama perempuan itu.

Singkat cerita, Bolgoso bertemu dengan seorang perempuan istimewa yang sesuai dengan kriterianya. Agama dan Suku mereka sama. (Indonesia consist of 32 province right now, so terdiri dari setidaknya 32 suku/ adat)

Dan sekali lagi dengan faithfully, Bolgoso melamar perempuan itu. Dia bersedia. Orang tua setuju. Lalu Bolgoso menambahkan nama perempuan istimewa itu di undangannya dan di gedung yang sudah dia pesan. Mereka menikah tepat di hari itu.

Comments

Wowww!!
ini yg lo ceritain kemaren yaa jiloo...
gue berharap punya iman sepertinya, yakin semua yang kita mau pasti bisa kita wujudkan!! tentunya dengan berusaha dan melibatkan Tuhan dalam rencana-rencana&keinginan2 kita.... :)
Anonymous said…
true story kah?

Popular posts from this blog

Honeymoon 3 - Bandung

Konon kabarnya,  Traveling Bulan Madu  beramai ramai lagi nge trend. Dan tanpa sengaja, kami mencobanya.  Its been really nice ! D + 21 Floating Market Cottonwood Bed and Breakfast Miss Bee Providore Diawali chatting dengan sahabat untuk maen bareng, bersama suaminya dan suami saya, what a lovely first double couple date after our marriage , kami akhirnya memutuskan bermobil ke Bandung. Dia dan suaminya sebenernya suka naik gunung dan moto, seperti juga saya dan suami saya. Tapi kali ini dedek bayi sudah 19 minggu di perutnya asik kaaaan maka kami mencari tempat yang aman damai tentram.  Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi, menjemput si sahabat dan berangkat dari rumahnya jam 5.55. Alhasil, jam 8.30 pagi sudah keluar Gerbang Pasteur dari tol Cipularang.  Setelah ngobrol sana sini, kami putuskan untuk ke Pasar Apung - Floating Market - Lembang sebelum waktu check in jam 14.00. Udah ada yang pernah ke sana? ya belon ! Haha google map menjadi andalan yang tepat ! Percaya

WFH? WTF? Hehehe Work From Home

 Hai gaes, long time no see!  life goes membenamkanku dalam rumah, bersama secarik judul WFH alias Working From Home atau bekerja dari rumah. Hari ini sudah resmi 11 bulan aku di rumah. Luar biasah! 1. Bekerja, masih mengerjakan yang ituuu di situuuu jugaa 2. Menemani Ojoss yang beranjak dewasa buahahaa, lucky one! Sejak aku hamil besar, melahirkan, 40 hari, 3 bulanan, sampai MPASI 6 bulan dan saat ini udah 9 bulan, kami selalu bersama oyeah! Saya sampai sewa freezer ASIP saking melimpahnya dan next week ampe udah habis masa nya dan ASIP nya masih uga banyaak maka mo dijadiiin sabun ajaa. Ojoss yang selalu tersenyum tertawa dan sekarang ampe udah bisa tiba-tiba nongol di bawah meja kerja, gelitikin kaki. Yups ampe sempet diare entah karena makan apa, demam, campak, tapi juga ikut staycation berenang ria di bathup hotel lucuk hahaha.  3. Menemani Arga yang sudah sekolah oye! Arga yang sudah menanti-nanti kapan sekolah, disurvey bertahun-tahun sebelumnya, segala persiapan termasuk pengan

Gede

im thanking you, untuk keras hati menguatkan niat dan tekat, memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku, untuk mengajarkanku kesabaran, merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman. teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain untuk memintaku berbagi, pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi, meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita. atas rasa takut, kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat, yang belum pernah kulewati sebelumnya, tak peduli berapa gunung pernah kudaki, berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri, atas rasa hangat, suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 295