Jakarta yang padat,
mempertemukan kami dengan sengaja.
Banyak hal indah dan menarik terjadi, mulai darii
1. Nunggu bis nya jalan!
Kami berkumpul di rawamangun dan berangkat tepat waktu. Bis nya bersih, indah, pake musik.. eh kami diturunkan di Cakung! buset! Ternyata bis ini akan mengantar penumpang tujuan lain dan bis kami belum datang. Sambil nunggu bis, ada yang main gaple, makan, tiduran, pacaran *ups
2. Berantem ama kondektur bis
Kami pesan tiket jauh-jauh hari sejumlah 11 SEBELAS dan tempat duduk tersisa di bis tinggal 8 DELAPAN! Wah. Udah nunggu lama, capek, ngantuk, berantem lah gaya cool :P Alhasil, ketahuan ada beberapa penumpang yang seharusnya tidak naik bis ini, dan beberapa lagi didudukkan di tempat istirahat sopir. Yowees sing penting budhaal
3. Nego Kopaja
Setiba di Wonosobo, kami diturunkan di depan terminal. Langsunglah muncul calo calo berbahasa jawa tengah yang sopan. Saya baru sadar setelah kembali, kita kena tipu dikiiit.. Hehe.
Nego ke sana ke mari, membeli tiket rute Wonosobo - Jakarta, mandi, makan makan kecil, akhirnya kami naik Kopaja charteran itu menuju Kawasan Wisata Dieng.
Eits, ini ide on the spot loh, cetusan si Bern dan Bu Ning untuk mengunjungi bukit kelahirannya. Jadi yaah tanpa bekal browsing internet sebelumnya, memang, peluang ditipu semakin banyak. Well menurut hemat saya sih, ruginya palingaan sekitaar 5,000 per orang hehe.
4. Tempat Wisata Dieng
lagi-lagi tanpa bekal browsing internet, kami terlalu lama di tempat wisata Candi Arjuna. Belakangan kami lihat, Telaga Warna yang tak sempat dikunjungi itu indah sekali. (dilihat dari puncak Gunung Prau sih :D) Tetapi lumayanlah kentang goreng disini cuman 5,000 seporsi yang lumayan banyak. Per kilo berapa? sama! aku langsung semangat beli dua kilo untuk di Jakarta, tapi sayangnya ketinggalan di bis :(
5. Naik gunung Prau
hukum alam membuat kami ber 11 terpisah beberapa meter. Akhirnya setiap orang berjalan dengan teman masing masing daan tentu punya cerita masing masing. Aku ceritain ceritaku ya.
Ini pertama kalinya jalan murni berdua naik gunung bareng pacar. Dengan beban di masing masing pundak, kemiringan sekitar 45derajad, tanah, licin, hujan, malam nan gelap alhasil kami berantem :D
Well aku inget kata Gie the secret to be the best person, grow in the open air, and eat sleep with the earth translate nya kira-kira "Gunung bikin lo jadi lebih baik dah!" So pertengkaran kami itu makin mempertegas pacaran kami yang artinya kenalan. Kami makin mengenal satu sama lain ketika berada di titik nol: dingin, capek, gelap, kehujanan, bosan, dan seterusnya.
6. Nah ini yang paling menarik. CAMP! Yey!
Kami membawa tenda cukup banyak maka bisa menampung logistik dan carrier di satu tenda yang sama. Orang-orang bisa memilih tidur bersama siapa. Di tenda saya semua perempuan ditambah satu sahabat Bu Ning, alhasil kami kepanasan dan Bu Ning tidur tanpa sleeping bag (di puncak Gunung Prau lho. haha!)
Semua perbekalan dikeluarkan dan masak masak besaaar. Asek! Lauk pauknya ini:
Mie telor, mie popmi, quaker out, sarden, sosis, telor, wortel, sayur, ditutup minum kopi panas (ada beberapa merk) teh, susu, dan jahe sertaa puding strawberry yang disimpan untuk besok pagi. Jumlah persediaan makan kami cukup untuk stay di sini sampai seminggu lagi dah. Haha!
7. Sunrise
Ternyata di kelompok ini ada tiga photographer. Bern, Agung dan Ade. Tapi hanya Bern dan Agung yang bawa camera kembar mereka itu (cie!) alhasil kita semua jadi artis, apalagi dengan adanya tripot yang dibawa bawa kemanapun kami pergi.
Ini perincian perjalanan kami, dengan link yang bisa di klik untuk menjelaskan keindahan tempat-tempat itu. Hihihi
Jumat 20 Juni 2014
18.00 terminal Rawamangun Jakarta
21.00 Jakarta - Wonosobo. Bus Malam Malino Putra IDR 110,000 (termasuk makan malam)
Sabtu 21 Juni
09.00 Wonosobo - Dieng. Charter Bis medium (ukuran Kopaja - 17 seat) per orang 60,000
10.00 Makan Siang Mie Ongklok Khas Wonosobo IDR 5,000 per porsi
12.00 Kawasan Candi Arjuna
13.00 Kawasan Kawah Sikidang dengan Legenda ini Sikidang
14.00 melewati Telaga Warna
15.00 tiba di Patak Banteng, Pos Pendakian
mendaki Gunung Prau
Minggu 22 Juni
05.00 sunrise di puncak teletubbies
07.00 sarapan
09.00 turun gunung
11.00 beli Carica Khas Dieng IDR 5,000 per 220 cc
13.00 menuju terminal bis Wonosobo
15.00 makan siang IDR 12,000 (buffee asek!)
16.00 Wonosobo - Jakarta. Bus Malam Malino Putra IDR 100,000 (termasuk makan malam)
Senin 23 Juni
04.30 tiba di terminal Pulo Gadung
06.00 sarapan nasi kuning di deket Jalan Pondasi
08.00 back to work!
PS Terima kasih pada teman-teman baru untuk semuamuanya. Peluk satu-satu!
mempertemukan kami dengan sengaja.
Berawal dari inisiatif Bern yang pengen lihat bukit kelahirannya - Bukit Teletubbies. Dia, Heru, Maria, Agung and I memutuskan ber week end ria di Gunung Prau, Jawa Tengah. Kami merencanakan kepergian via FB chat dan bertemu satu kali, lalu tiba-tiba membuat tertarik banyak teman. Total peserta berkembang menjadi 11! Sebagian teman kuliah, teman naik gunung, teman nya teman nya teman.. \^.^/
Pemberhentian pertama, Kawasan Candi Arjuna |
Banyak hal indah dan menarik terjadi, mulai darii
1. Nunggu bis nya jalan!
Kami berkumpul di rawamangun dan berangkat tepat waktu. Bis nya bersih, indah, pake musik.. eh kami diturunkan di Cakung! buset! Ternyata bis ini akan mengantar penumpang tujuan lain dan bis kami belum datang. Sambil nunggu bis, ada yang main gaple, makan, tiduran, pacaran *ups
2. Berantem ama kondektur bis
Kami pesan tiket jauh-jauh hari sejumlah 11 SEBELAS dan tempat duduk tersisa di bis tinggal 8 DELAPAN! Wah. Udah nunggu lama, capek, ngantuk, berantem lah gaya cool :P Alhasil, ketahuan ada beberapa penumpang yang seharusnya tidak naik bis ini, dan beberapa lagi didudukkan di tempat istirahat sopir. Yowees sing penting budhaal
3. Nego Kopaja
Setiba di Wonosobo, kami diturunkan di depan terminal. Langsunglah muncul calo calo berbahasa jawa tengah yang sopan. Saya baru sadar setelah kembali, kita kena tipu dikiiit.. Hehe.
Nego ke sana ke mari, membeli tiket rute Wonosobo - Jakarta, mandi, makan makan kecil, akhirnya kami naik Kopaja charteran itu menuju Kawasan Wisata Dieng.
Eits, ini ide on the spot loh, cetusan si Bern dan Bu Ning untuk mengunjungi bukit kelahirannya. Jadi yaah tanpa bekal browsing internet sebelumnya, memang, peluang ditipu semakin banyak. Well menurut hemat saya sih, ruginya palingaan sekitaar 5,000 per orang hehe.
di depan Kopaja, parkiran Candi Arjuna |
bocah makan kentang |
lagi-lagi tanpa bekal browsing internet, kami terlalu lama di tempat wisata Candi Arjuna. Belakangan kami lihat, Telaga Warna yang tak sempat dikunjungi itu indah sekali. (dilihat dari puncak Gunung Prau sih :D) Tetapi lumayanlah kentang goreng disini cuman 5,000 seporsi yang lumayan banyak. Per kilo berapa? sama! aku langsung semangat beli dua kilo untuk di Jakarta, tapi sayangnya ketinggalan di bis :(
5. Naik gunung Prau
hukum alam membuat kami ber 11 terpisah beberapa meter. Akhirnya setiap orang berjalan dengan teman masing masing daan tentu punya cerita masing masing. Aku ceritain ceritaku ya.
Ini pertama kalinya jalan murni berdua naik gunung bareng pacar. Dengan beban di masing masing pundak, kemiringan sekitar 45derajad, tanah, licin, hujan, malam nan gelap alhasil kami berantem :D
Well aku inget kata Gie the secret to be the best person, grow in the open air, and eat sleep with the earth translate nya kira-kira "Gunung bikin lo jadi lebih baik dah!" So pertengkaran kami itu makin mempertegas pacaran kami yang artinya kenalan. Kami makin mengenal satu sama lain ketika berada di titik nol: dingin, capek, gelap, kehujanan, bosan, dan seterusnya.
istirahat pertama, bersama kabut |
6. Nah ini yang paling menarik. CAMP! Yey!
Kami membawa tenda cukup banyak maka bisa menampung logistik dan carrier di satu tenda yang sama. Orang-orang bisa memilih tidur bersama siapa. Di tenda saya semua perempuan ditambah satu sahabat Bu Ning, alhasil kami kepanasan dan Bu Ning tidur tanpa sleeping bag (di puncak Gunung Prau lho. haha!)
Semua perbekalan dikeluarkan dan masak masak besaaar. Asek! Lauk pauknya ini:
Mie telor, mie popmi, quaker out, sarden, sosis, telor, wortel, sayur, ditutup minum kopi panas (ada beberapa merk) teh, susu, dan jahe sertaa puding strawberry yang disimpan untuk besok pagi. Jumlah persediaan makan kami cukup untuk stay di sini sampai seminggu lagi dah. Haha!
sesudah masak pagi, di puncak |
Ternyata di kelompok ini ada tiga photographer. Bern, Agung dan Ade. Tapi hanya Bern dan Agung yang bawa camera kembar mereka itu (cie!) alhasil kita semua jadi artis, apalagi dengan adanya tripot yang dibawa bawa kemanapun kami pergi.
sunrise, w/ awan stratocumulus |
Ini perincian perjalanan kami, dengan link yang bisa di klik untuk menjelaskan keindahan tempat-tempat itu. Hihihi
Jumat 20 Juni 2014
18.00 terminal Rawamangun Jakarta
21.00 Jakarta - Wonosobo. Bus Malam Malino Putra IDR 110,000 (termasuk makan malam)
Sabtu 21 Juni
09.00 Wonosobo - Dieng. Charter Bis medium (ukuran Kopaja - 17 seat) per orang 60,000
10.00 Makan Siang Mie Ongklok Khas Wonosobo IDR 5,000 per porsi
12.00 Kawasan Candi Arjuna
13.00 Kawasan Kawah Sikidang dengan Legenda ini Sikidang
14.00 melewati Telaga Warna
15.00 tiba di Patak Banteng, Pos Pendakian
mendaki Gunung Prau
Minggu 22 Juni
05.00 sunrise di puncak teletubbies
07.00 sarapan
09.00 turun gunung
11.00 beli Carica Khas Dieng IDR 5,000 per 220 cc
13.00 menuju terminal bis Wonosobo
15.00 makan siang IDR 12,000 (buffee asek!)
16.00 Wonosobo - Jakarta. Bus Malam Malino Putra IDR 100,000 (termasuk makan malam)
Senin 23 Juni
04.30 tiba di terminal Pulo Gadung
06.00 sarapan nasi kuning di deket Jalan Pondasi
08.00 back to work!
ini camera kembar itu :D |
PS Terima kasih pada teman-teman baru untuk semuamuanya. Peluk satu-satu!
Comments