Skip to main content

Temen Baru di Gunung Prau

Jakarta yang padat,
mempertemukan kami dengan sengaja.

Berawal dari inisiatif Bern yang pengen lihat bukit kelahirannya - Bukit Teletubbies. Dia, Heru, Maria, Agung and I memutuskan ber week end ria di Gunung Prau, Jawa Tengah. Kami merencanakan kepergian via FB chat dan bertemu satu kali, lalu tiba-tiba membuat tertarik banyak teman. Total peserta berkembang menjadi 11! Sebagian teman kuliah, teman naik gunung, teman nya teman nya teman.. \^.^/


Pemberhentian pertama, Kawasan Candi Arjuna

Banyak hal indah dan menarik terjadi, mulai darii

1. Nunggu bis nya jalan!
Kami berkumpul di rawamangun dan berangkat tepat waktu. Bis nya bersih, indah, pake musik.. eh kami diturunkan di Cakung! buset! Ternyata bis ini akan mengantar penumpang tujuan lain dan bis kami belum datang. Sambil nunggu bis, ada yang main gaple, makan, tiduran, pacaran *ups

2. Berantem ama kondektur bis
Kami pesan tiket jauh-jauh hari sejumlah 11 SEBELAS dan tempat duduk tersisa di bis tinggal 8 DELAPAN! Wah. Udah nunggu lama, capek, ngantuk, berantem lah gaya cool :P Alhasil, ketahuan ada beberapa penumpang yang seharusnya tidak naik bis ini, dan beberapa lagi didudukkan di tempat istirahat sopir. Yowees sing penting budhaal


3. Nego Kopaja
Setiba di Wonosobo, kami diturunkan di depan terminal. Langsunglah muncul calo calo berbahasa jawa tengah yang sopan. Saya baru sadar setelah kembali, kita kena tipu dikiiit.. Hehe.
Nego ke sana ke mari, membeli tiket rute Wonosobo - Jakarta, mandi, makan makan kecil, akhirnya kami naik Kopaja charteran itu menuju Kawasan Wisata Dieng.
Eits, ini ide on the spot loh, cetusan si Bern dan Bu Ning untuk mengunjungi bukit kelahirannya. Jadi yaah tanpa bekal browsing internet sebelumnya, memang, peluang ditipu semakin banyak. Well menurut hemat saya sih, ruginya palingaan sekitaar 5,000 per orang hehe.

di depan Kopaja, parkiran Candi Arjuna
 4. Tempat Wisata Dieng
bocah makan kentang

lagi-lagi tanpa bekal browsing internet, kami terlalu lama di tempat wisata Candi Arjuna. Belakangan kami lihat, Telaga Warna yang tak sempat dikunjungi itu indah sekali. (dilihat dari puncak Gunung Prau sih :D) Tetapi lumayanlah kentang goreng disini cuman 5,000 seporsi yang lumayan banyak. Per kilo berapa? sama! aku langsung semangat beli dua kilo untuk di Jakarta, tapi sayangnya ketinggalan di bis :(
5. Naik gunung Prau
hukum alam membuat kami ber 11 terpisah beberapa meter. Akhirnya setiap orang berjalan dengan teman masing masing daan tentu punya cerita masing masing. Aku ceritain ceritaku ya.
Ini pertama kalinya jalan murni berdua naik gunung bareng pacar. Dengan beban di masing masing pundak, kemiringan sekitar 45derajad, tanah, licin, hujan, malam nan gelap alhasil kami berantem :D
Well aku inget kata Gie the secret to be the best person, grow in the open air, and eat sleep with the earth translate nya kira-kira "Gunung bikin lo jadi lebih baik dah!" So pertengkaran kami itu makin mempertegas pacaran kami yang artinya kenalan. Kami makin mengenal satu sama lain ketika berada di titik nol: dingin, capek, gelap, kehujanan, bosan, dan seterusnya.

istirahat pertama, bersama kabut

6. Nah ini yang paling menarik. CAMP! Yey!
Kami membawa tenda cukup banyak maka bisa menampung logistik dan carrier di satu tenda yang sama. Orang-orang bisa memilih tidur bersama siapa. Di tenda saya semua perempuan ditambah satu sahabat Bu Ning, alhasil kami kepanasan dan Bu Ning tidur tanpa sleeping bag (di puncak Gunung Prau lho. haha!)
Semua perbekalan dikeluarkan dan masak masak besaaar. Asek! Lauk pauknya ini:
Mie telor, mie popmi, quaker out, sarden, sosis, telor, wortel, sayur, ditutup minum kopi panas (ada beberapa merk) teh, susu, dan jahe sertaa puding strawberry yang disimpan untuk besok pagi. Jumlah persediaan makan kami cukup untuk stay di sini sampai seminggu lagi dah. Haha!


sesudah masak pagi, di puncak
7. Sunrise
Ternyata di kelompok ini ada tiga photographer. Bern, Agung dan Ade. Tapi hanya Bern dan Agung yang bawa camera kembar mereka itu (cie!) alhasil kita semua jadi artis, apalagi dengan adanya tripot yang dibawa bawa kemanapun kami pergi.

sunrise, w/ awan stratocumulus

Ini perincian perjalanan kami, dengan link yang bisa di klik untuk menjelaskan keindahan tempat-tempat itu. Hihihi

Jumat 20 Juni 2014
18.00 terminal Rawamangun Jakarta
21.00 Jakarta - Wonosobo. Bus Malam Malino Putra IDR 110,000 (termasuk makan malam)

Sabtu 21 Juni
09.00 Wonosobo - Dieng.  Charter Bis medium (ukuran Kopaja - 17 seat) per orang 60,000
10.00 Makan Siang Mie Ongklok Khas Wonosobo IDR 5,000 per porsi
12.00 Kawasan Candi Arjuna
13.00 Kawasan Kawah Sikidang dengan Legenda ini Sikidang
14.00 melewati Telaga Warna
15.00 tiba di Patak Banteng, Pos Pendakian
mendaki Gunung Prau

Minggu 22 Juni
05.00 sunrise di puncak teletubbies
07.00 sarapan
09.00 turun gunung
11.00 beli Carica Khas Dieng IDR 5,000 per 220 cc
13.00 menuju terminal bis Wonosobo
15.00 makan siang IDR 12,000 (buffee asek!)
16.00 Wonosobo - Jakarta. Bus Malam Malino Putra IDR 100,000 (termasuk makan malam)

Senin 23 Juni
04.30 tiba di terminal Pulo Gadung
06.00 sarapan nasi kuning di deket Jalan Pondasi
08.00 back to work!


ini camera kembar itu :D









PS Terima kasih pada teman-teman baru untuk semuamuanya. Peluk satu-satu!

Comments

Popular posts from this blog

Gede

im thanking you, untuk keras hati menguatkan niat dan tekat, memaksakan otot paha depan dan betis menahan rasa sakit menjejak ribuan langkah terjal ke atas, membiarkan bokong mengeras terbang ke atas menumpu tubuh besarku, untuk mengajarkanku kesabaran, merasakan indahnya berjalan bersama teman-teman. teman yang baru kutemui pertama kali, yang sedang kuingat namanya, yang lucu, yang muda, yang sakit, yang mendadak diharuskanNya menghabiskan waktu bersamaku saat itu juga tanpa pilihan lain untuk memintaku berbagi, pada para laki-laki tangguh, ganteng, hebat, yang berharga diri tinggi, meringan sedikit kesakitan mereka, menyalurkan optimisme, menularkan senyum tawa semangat suka cita. atas rasa takut, kala ku berjalan sendiri menerobos hutan gelap penuh pohon berakar kuat, yang belum pernah kulewati sebelumnya, tak peduli berapa gunung pernah kudaki, berapa waktu pernah kuhabiskan sendiri, atas rasa hangat, suara ayah jam 5:32 hari minggu 8 september dari puncakmu 295

Honeymoon 3 - Bandung

Konon kabarnya,  Traveling Bulan Madu  beramai ramai lagi nge trend. Dan tanpa sengaja, kami mencobanya.  Its been really nice ! D + 21 Floating Market Cottonwood Bed and Breakfast Miss Bee Providore Diawali chatting dengan sahabat untuk maen bareng, bersama suaminya dan suami saya, what a lovely first double couple date after our marriage , kami akhirnya memutuskan bermobil ke Bandung. Dia dan suaminya sebenernya suka naik gunung dan moto, seperti juga saya dan suami saya. Tapi kali ini dedek bayi sudah 19 minggu di perutnya asik kaaaan maka kami mencari tempat yang aman damai tentram.  Kami berangkat dari rumah jam 5 pagi, menjemput si sahabat dan berangkat dari rumahnya jam 5.55. Alhasil, jam 8.30 pagi sudah keluar Gerbang Pasteur dari tol Cipularang.  Setelah ngobrol sana sini, kami putuskan untuk ke Pasar Apung - Floating Market - Lembang sebelum waktu check in jam 14.00. Udah ada yang pernah ke sana? ya belon ! Haha google map menjadi andalan yang tepat ! Percaya

Berani Berbagi, via Jakarta Hitching Race (I)

hari ini saya sangat berbahagia jam 7.30 pagi sarapan ketoprak di pojokan Jln Panglima Polim V briefing di "3F Rumah Komunitas" dan memulai Jakarta Hitching Race. apakah hitching itu? tumpangan gratis! konon, di eropa dan amerika sana, penduduk biasa memberi tumpangan bagi penduduk lain yang akan pergi ke suatu tempat. banyak orang di dunia telah mempraktekkannya. kelompok www.couchsurfing.org berinisiatif melakukan hal serupa di Jakarta. kota besar dimana jumlah penduduknya 12juta di siang hari dan 9juta di malam hari serta luas jalan raya sudah lebih sempit dari jalan mobil (jika seluruh mobil yang ada di Jakarta dikeluarkan ke jalan raya, jalan raya sudah tak mampu menampungnya) bersama keberuntungan, saya bergabung bersama dua teman saya yang lain. kami membawa selembar peraturan, berlembar-lembar tulisan semacam "berani berbagi? kami boleh ikut sampai xxx" hingga tulisan "nebeng dong"